bermain bersama
si kecil tak hanya menyediakan bonding time, tapi juga menoreh kenangan manis
terhadap masa kecil anak. Bermain adalah tugas utama anak-anak. Jika dilakukan
bersama, bermain juga dapat mengajarkan anak untuk bersosialisasi dan
berkomunikasi dengan lebih baik.
Manfaat bermain
yang begitu besar bagi pertumbuhan anak tentunya harus diimbangi dengan
pemilihan mainan yang edukatif untuk anak. Namun, memilih mainan bisa menjadi
kebingungan tersendiri bagi orang tua.
Lalu, apa saja
hal yang harus diperhatikan dalam memilih mainan edukatif untuk anak? Yuk,
simak catatan berikut!

Sesuaikan dengan
usia anak
Mainan adalah
'teman' anak dalam tumbuh kembangnya. Dalam bermain, tentunya Anda ingin si
kecil bermain dengan teman sepermainan yang sebaya dengan usianya. Sama halnya
dalam memilih mainan, para orang tua perlu memastikan bahwa mainan edukatif
yang dipilih sesuai dengan usia si kecil. Perhatikan kemasan dari mainan
tersebut dan rentang usia yang dianjurkan. Beda usia, tentu beda jenis mainan
edukatif yang dibutuhkan.
Sebagai contoh,
jika anak Anda masih berusia di bawah satu tahun, pastikan Anda memberikan
mainan edukatif yang berukuran besar sehingga si kecil terbebas dari risiko
tersedak ketika ia memasukkan mainan ke dalam mulut.
Terbuat dari bahan
yang aman
Hal yang sering
diabaikan oleh orang tua adalah pemilihan bahan yang aman dan sesuai standar.
Anak-anak adalah petualang ulung dan memiliki rasa penasaran yang tinggi, tidak
jarang mereka ingin membongkar mainan untuk mengetahui bagaimana cara kerja
dari mainan yang ia miliki.
Jika bahan
mainan edukatif yang dipilih terbuat dari bahan yang aman, sebagai contoh alat
mewarnai yang non-toxic atau bebas racun, Anda akan merasa lebih tenang
membiarkan buah hati bereksplorasi. Seperti mainan transformers ini.
Kenali hobi si
kecil
Anak lahir
dengan tipe kecerdasan yang berbeda-beda dan orang tua harus peka terhadap hal
ini dengan memberikan mainan yang sesuai dengan karakter anak.
Saat memilih
mainan untuk si kecil, pastikan kita tidak hanya sekedar mengikuti tren semata.
Orang tua juga harus peka terhadap jenis mainan yang disukai oleh si kecil.
Jika si kecil memiliki kecerdasan verbal yang tinggi, berikanlah mainan yang
bersifat role play seperti microphone untuk menjadi penyanyi atau mainan alat
kedokteran sehingga mainan tersebut bisa merangsang kemampuan berkomunikasi si
kecil. Sementara jika si kecil memiliki tipe kecerdasan kinestetik, mainan yang
membuatnya bergerak bebas seperti trampolin atau balance bike pasti menjadi
kegemarannya.
Seimbangkan jenis
mainan
Jika pada poin
sebelumnya Anda disarankan untuk memilih mainan sesuai dengan minat dan tipe
kecerdasan si kecil, kali ini pastikan jenis mainannya seimbang untuk
merangsang motorik dan sensorik si kecil.
Hal ini penting
dilakukan mengingat pada usia balita, anak menyerap informasi dengan cepat dan
akan mengingatnya. Maka pengenalan tekstur, warna, bunyi maupun rasa perlu
disisipkan dalam momen bermain anak. Anda bisa bermain masak-masakan, misalnya
sambil mengajarkan si kecil mengenai berbagai tekstur serta rasa buah-buahan.
Tidak hanya itu,
permainan outdoor seperti bermain pasir merupakan kombinasi yang baik antara
melatih motorik halus seperti menggaruk tanah, menggali dan mempelajari jenis
tekstur.
Pilih mainan yang
merangsang imajinasi
Kombinasi
imajinasi dan permainan adalah bekal seorang anak dalam membentuk karakter dan
masa depannya. Karena itu, permainan yang merangsang imajinasi amatlah penting
untuknya. Permainan yang kaya imajinasi seperti permainan role play
(rumah-rumahan, dokter-dokteran dsb) tidak hanya seru dan menyenangkan, namun
juga mendorong anak untuk belajar menyelesaikan masalah dan mengajarkannya
untuk mampu mengutarakan maksud dengan baik dan jelas.
Sebagai orang
tua, Anda juga bisa menyisipkan nilai positif dalam permainan imajinasi ini,
seperti belajar mengantri, pentingnya makan sayur, sampai belajar menggunakan
mainan secara bergantian.